Dikungkung KURIKULUM : Dilema Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 yang akan diberlakukan pada tahun ajaran baru 2013/2014 menebar kegelisahan bagi guru-guru yang kritis. Beda halnya dengan guru yang manggut-manggut tidak peduli dengan kebijakan bersikap masa bodoh, yang penting kesekolah siswa bisa atau tidak yang penting gaji jalan dengan dalih tugas kita hanya mengajar bukan menentukan kebijakan. Akhirnya guru dikungkung Kurikulum : Dilema kurikulum 2013
Mereview dari acara Mata Najwa Dikungkung KURIKULUM
Pak Mentri Pendidikan M Nuh, menganggap bahwa permasalahan pendidikan adalah karena kurikulum sebelumnya masih banyak kekurangan sehingga perlu penyempurnaan. Sehingga untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan menerapkan Kurikulum 2013 hasil rancangan Kemendikbud yang sudah dilakukan uji publik. Padahal menurut Ibu Welyn : materi uji publik yang dilakukan kementrian berubah-ubah dan hanya dalam bentuk power point saja tidak dipublikasikan draf secara menyeluruh.
Pak Yohanes Surya ini lebih terpukul lagi dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 ini dikarenakan mata pelajaran keahliannya di hapuskan dan di integrasikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Walaupun sudah dilakukan pengintegrasian materi IPA dengan Bahasa Indonesia tetap saja telah menghilangkan 70% materi IPA sesungguhnya.
Ketika Kurikulum 2013 ini dikatakan oleh Kemendikbud sudah direncanakan pada tahun 2010 yang lalu jadi bukan Kurikulum yang kejar tayang, Ibu Welyn hanya ingin tahu dimana draf perbaikan kurikulum tersebut, walaupun sudah berkunjung di Puskur website resmi mereka tetap tidak ada pencerahan.
Ibu Retno Listyarti dari FSGI berpendapat bahwa Pemerintah terlalu cepat untuk menerapkan kurikulum 2013 yang belum teruji kelayakannya. Dengan dalih akan ada Master Teacher yang akan menularkan kurikulum ini kepada seluruh guru di Indonesia Kemendikbud tetap akan memberlakukan Kurikulum 2013 tahun ajaran baru 2013/2014. Retno Listyarti menyatakan Pemerintah tidak menganggarkan dana untuk pelatihan guru-guru hal ini berdasarkan informasi yang diperoleh dari DPR. Hanya menyiapkan buku-buku pelajaran yang siap pakai tanpa ada pelatihan materi terlebih dahulu. Ada guru SD sampai dia pensiun tidak pernah mengikuti pelatihan katanya. Sebaik apapun kurikulum itu apabila guru-guru tidak mendapatkan pelatihan maka kualitas pendidikan tidak akan membaik. Guru di China mendapatkan pelatihan minimal 100 jam per tahun untuk mengembangkan pengetahuannya bandingkan dengan Indonesia.
GURU KRITIS BISA MENCIPTAKAN SISWA YANG KRITIS
GURU KREATIF BISA MENCIPTAKAN SISWA YANG KREATIF (Retno Listyarti-FSGI)
Kurikulum bukanlah kitab suci yang tidak bisa diubah dan dievaluasi (MATA NAJWA)
Sumber : guraru.org